Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peran Ayah Pada Pendidikan Seksualitas

 Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah hari ini sudah masuk hari kedelapan di dalam zona 7. Kali ini kami diminta untuk menangkap insight dari presentasi kelompok yang ada di parade presentasi. Setiap hari selama tujuh hari berturut-turut akan ada topik seru yang dipresentasikan. Topik yang akan dibahas hari ini adalah tentang "Peran Ayah Pada Pendidikan Seksualitas".

Ceritaku Hari Ini Tentang Kelompok yang Tampil Presentasi

Hari ini adalah hari pertama penampilan kelompok dan kelonpok yang manggung adalah kelompok 7. Kelompok 7 mampu mempresentasikan dengan baik tentang peran ayah pada pendidikan seksualitas.

Hal Baik Tentang Pendidikan Seksualitas yang Saya Peroleh

Melalui presentasi kelompok 7 banyak hal baik yang disampaikan. Diantaranya sebagai berikut.
1. Gambaran peran ayah yang ada. Melalui bahasan hari ini saya baru tahu ternyata Indonesia masuk dalam urutan ke-3 fatherless, dimana peran ayah sangat minim dalam pengasuhan. Ayah hanyalah sosok yang hanya wajib mencari nafkah saja, bukan merawat anak. 
2. Tantangan yang dihadapi ayah dalam pengasuhan. Banyak juga ternyata tantangan yang dihadapi seorang ayah, seperti stigma ayah pencari nafkah, kurangnya waktu, tantangan teknologi, minimnya awarness ayah terhadap tumbuh kembang anak, dan kedekatan ibu yang lebih dominan dalam pengasuhan. 
3. Faktor penyebab ayah tidak terlibat dalam pengasuhan. Hal ini ternyata yang mempengaruhi para ayah dalam tindakannya, diantaranya dari faktor internal seperti pola pikir bahwa mengasuh anak merupakan tugas ibu, kurang percaya diri karen kurang terampil dalam mengasuh anak, kurangnya role model dalam pengasuhan, luka pengasuhan, merasa superior karena sudah mencari nafkah maka pengasuhan dilimpahkan ke ibu, lingkungan keluarga yang melarang ayah mengasuh.
4. Masalah yang muncul ketika ayah tidak ikut dalam pengasuhan. Ketika fitrah ayah tidak dihadirkan maka akan muncul berbagai masalah, seperti kesehatan mental dan fisik ayah terganggu, masalah perilaku, agresif dan cepat marah, penyimpangan orientasi seksual, eksploitasi dan pelecehan. Begitu bahayanya ketika ayah tidak hadir dalam pengasuhan. Semoga keluarga kecil kami bisa terhidar dari bahaya tersebut. Aamiin.
5. Sifat keayahan yang diharapkan hadir dalam keluarga diantaranya, mau mendengar, berkasih sayang, dan hangat pada istri dan anak, protektif sekaligus menjadi sahabat yang baik, menyediakan keperluan hidup, man of vision and mission, education, responsibility, and supplier maskulinitas, sang ego dan individualitas, pembangun sistem berpikir, penegak profesionalisme dan the person of "Tega". Sifat-sifat ini yang tidak dimiliki seorang ibu sehingga kehadiran ayah perlu di dalam keluarga.

Satu Hal yang Bisa Saya Praktekkan dari Hal Baik Tersebut

Melihat hal tersebut saya ingin kembali berkomunikasi dengan suami dan menyatukan visi dan misi dalam mengajarkan tentang pendidikan seksualitas.
Alhamdulillah dari beberapa paparan materi di atas suami termasuk orang yang support dalam pengasuhan anak-anak. Dia bahkan mau berbagi peran dalam menyelesaikan tugas rumah tangga. 

Eva N.-Regional Karawang


#tantanganzona7

#pendidikanseksualitas

#harike-8

#bundasayang8

#institutibuprofesional

#ibuprofesionaluntukindonesia

#bersinergijadiinspirasi

#ip4id2023

Post a Comment for "Peran Ayah Pada Pendidikan Seksualitas"