Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Refleksi Pendidikan Seksualitas terhadap Anak

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah akhirnya masuk hari kedua di dalam zona 7. Kali ini kami diajak untuk merefleksikan pendidikan seksualitas yang sudah diajarkan kepada anak.

Ceritaku selama Menjalani Peran Sebagai Ibu dalam Mengenalkan Pendidikan Seksualitas Ke Anak

Setelah menikah dan menjadi ibu saya masih  aktif bekerja di ranah publik. Saya dibantu orang tua dalam pengasuhan ananda. Karena merasa tidak menjalani peran sebagaimana ibu maka saya memutuskan untuk resign karena berjauhan dengan anak cukup berat bagi saya dan suami. Ketika sudah tinggal bersama dengan ananda saya mencoba mengisi kembali sosok bunda yang sempat hilang beberapa saat.

Alhamdulillah ketika lebih dekat dengan buah hati, saya dan suami bisa hadir penuh untuk ananda. Kami mencoba mengisi peran masing-masing yang sempat digantikan kakek dan neneknya. Kami mengenalkan konsep seksualitas sejak dini, seperti sentuhan yang boleh dan tidak, konsep malu, beda lawan jenis, dan sesama jenis yang dilarang (memberinya pengetahuan lewat cerita umat Nabi Luth).

Kami juga mengajarkan bagaimana perempuan yang baik melalui contoh dan keseharian di rumah. Ketika mandi, berbusana, berdandan, dan memasak maka ananda akan lebih lama menghabiskan waktunya bersama saya. Sedangkan untuk kegiatan bermain atau bersepeda maka ananda akan melakukannya bersama ayahnya.

Ketika dikaruniai anak laki-laki yang sekarang masih berusia satu tahun, kami pun memberikan haknya sebagaimana mestinya. Sekarang waktu banyak bersama saya, namun ketika ayahnya sudah pulang bekerja maka akan bergantian dalam mengasuhnya.

Hal Baik yang Sudah Dilakukan

Kami sebagai orang tua berusaha untuk memberikan porsi masing-masing kepada anak-anak. Ada kalanya berkegiatan bersama saya dan ada kalanya bersama ayahnya. Sebagai ibu saya mengajarkan anak-anak sesuai dengan fitrah dan usianya. Mulai dari busana, untuk anak perempuan maka kami pilihkan busana sesuai dengan fitrahnya, begitu juga anak laki-laki. 

Hal yang Ingin Diperbaiki

Ketika menjadi ibu banyak hal yang ingin diperbaiki, terutama dalam mengelola emosi. Terkadang ada emosi yang sering kelepasan kepada anak. Hal inilah yang ingin saya perbaiki. Saya ingin menjadi seorang ibu yang benar-benar mampu menjadi penyembuh luka, bukan menambah luka anak dengan kata-kata yang menyakitinya. Semoga bisa menjadi sosok ibu yang seutuhnya untuk kedua buah hati saya. Aamiin.

Langkah Upaya Memperbaiki 

Saya akan berusaha memanajeman emosi ketika harus berhadapan dengan anak-anak. Memilih diam ketika marah dan segera beristighfar. Menyelesaikan urusan pribadi dan tidak menyertakan amarah kepada anak-anak. Mencoba sabar dan lebih tenang dalam membersamai mereka.

Selain itu, ketika sudah menjalani peran sebagai ibu ada hal yang ingin saya perbaiki, terutama dalam mendampingi anak perempuan pertama saya. Saya ingin benar-benar hadir penuh untuk membimbingnya, apalagi di usia yang akan menginjak 7 tahun ini. Saya ingin mendampinginya dalam menjaga pandangan dan mulai menutup auratnya. Mengenalkan fitrah-fitrah perempuan islami yang baik dan sopan santun.


Eva N.-Regional Karawang


#tantanganzona7

#pendidikanseksualitas

#harike-2

#bundasayang8

#institutibuprofesional

#ibuprofesionaluntukindonesia

#bersinergijadiinspirasi

#ip4id2023

Post a Comment for "Refleksi Pendidikan Seksualitas terhadap Anak"