Misi Memaknai Piramida Ibu Profesional
Bismillahirrohmannirrohim
Alhamdulillah
masih bisa lanjut sampai misi ke tujuh. Level setiap misi semakin menantang
sekali. Dalam misi kali ini kami ditemani oleh tim Widyaiswara yakni Mba Farida
Ariyani. Kali ini kami mendapatkan misi lanjutan yakni memaknai tentang
Piramida Ibu Profesional. Dari piramida yang ada kami dapat meluruskan kembali
apakah sebenarnya visi misi diri dan keluarga sudah selaras dengan visi dan
misi yang ada di Ibu Profesional. Pada misi kali ini kami juga mendapat
kesempatan untuk berdiskusi dengan pengurus Himpunan Mahasiswa (HIMA) dalam
menjalani perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Seru sekali pastinya karena
keranjang belanjaan bakal penuh dengan berbagai pengalaman dari ibu-ibu hebat
yang ada di Ibu Profesional. Bagaimana versi saya, inilah jawabannya.
Piramida Ibu Profesional
Pertama
ketika mendengar kata piramida pasti langsung terpikirkan pada bentuknya.
Begitu pula saya langsung penasaran. Ada ya piramida di Ibu Profesional? Ternyata
setelah berselancar di dunia maya dan mendengar langsung paparan dari Mba
Farida, saya menemukan juga bentuk piramida Ibu Profesional.
Pada
piramida atas dikelola cara untuk membangun kepercayaan diri sebagai perempuan,
bagaimana mengelola keluarga, mendidik dan mengembangkan anak, serta terus
menerus mengembangkan diri. Ketika dalam keluarga sudah matang dan terbentuk harapan
yang diinginkan barulah kita dapat berdampak keluar. Sebagaimana terdapat pada
piramida bawah, bahwa sebagai perempuan untuk mengembangkan diri membutuhkan
jaringan kemandirian bagi perempuan, revitalisasi makna ibu, mengikuti pendidikan
dan pelatihan ibu profesional, dan mengembangkan sarana yang ada di Ibu Profesional.
Peta Misi Diri dan Keluarga
Ketika
ditanya tentang visi dan misi diri, saya membuka kembali curhatan yang sudah
pernah saya tuliskan yakni ingin menjadi ibu bahagia yang produktif caranya
dengan tetap mengupgrade kemampuan sebagai ibu dan meningkatkan produktivitas
sebagai pribadi melalui hobi menulis. Namun ketika ditanya tentang visi dan misi
keluarga saya sedikit bingung karena tidak mungkin saya sendiri yang menentukannya.
Saya harus berdiskusi dengan suami, apa sebenarnya visi misi keluarga kami.
Jujur
saat berdiskusi kami sama-sama bingung, apa sebenarnya yang menjadi visi misi
keluarga kami karena selama ini semua mengalir begitu saja. Pada awal menikah
pun tidak pernah membahas apa visi misi keluarga kami nantinya, hanya berdoa
kepada Allah semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Selanjutnya doa-doa itulah yang membawa kami pada titik ini. Kami pun berpikir
bersama apa yang menjadi tujuan kami dalam jangka waktu dekat ini. Saat ini
kami sedang menanti kelahiran anak kedua sedangkan anak pertama masih duduk di
Taman Kanak-Kanak. Fokus kami saat ini adalah membersamai anak-anak di masa golden
agenya serta membentuk kebiasaan serta adab-adab islami dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk mewujudkannya kami pun sama-sama belajar dan mengupgrade
diri dalam mempelajari ilmu tentang parenting dan pola asuh islami.
Saya
pun sudah menyampaikan kepada suami apa yang menjadi visi dan misi diri saya.
Jadi selain ingin menjadi ibu yang bahagia saya juga ingin tetap produktif. Bahagia
saya adalah ketika semua urusan rumah tangga bisa terselesaikan serta saya
tetap dapat produktif dalam menulis. Agar visi dan misi kami seiringan dapat
berjalan saya pun meminta bantuan suami untuk saling bekerja sama. Kalau kata
suami tidak usah muluk-muluk, lakukan apa yang ada di depan mata dan fokus
jalani saja. Memang benar, kemampuan kita hanya kita sendiri yang tahu. Jadi
tetap rencanakan dan lakukan apa yang menjadi tujuan. Sambil terus berdoa
insyaAllah sampai juga pada titik yang dituju.
Belanja Pengalaman Bersama HIMA Regional Karawang dan Gresik
Pertama
dapat berita kalau akan ada diskusi bersama pengurus HIMA sangat senang karena
para pengurus pasti sudah memiliki pengalaman yang lebih dalam menjalani
perkuliahan di Institut Ibu Profesional (IIP). Alhamdulillah kali ini HIMA yang
hadir tidak hanya dari Karawang, tetapi juga dari Gresik. Jadi tambah seru dan
mendapat banyak teman baru.
Jujur
saya sendiri masih belum begitu paham tentang tahapan perkuliahan yang ada di
IIP. Ternyata Piramida Ibu Profesional yang pertama digagas oleh Pak Dodik
tersebut bukan tidak memiliki arti pada tahapan perkuliahan yang ada di IIP.
Pada piramida atas terdapat empat poin utama yang kemudian dibagi menjadi dua
jenjang perkuliahan yakni bunda sayang dan bunda cekatan, sedangkan pada
piramida bawah masuk pada jenjang perkuliahan bunda produktif dan bunda
salihah. Terus apa sih sebenarnya jenjang bunda-bunda ini?
Bunda sayang: Setelah lulus tahap matrikulasi tahapan perkuliahan selanjutnya adalah bunda sayang. Pada bunda sayang ini kita akan dilatih lebih fokus pada peran dalam keluarga terutama sebagai ibu, dasarnya mengenal diri sendiri, kemudian mengenal anggota keluarga, serta memahami cara dalam membersamai anak-anak dengan mudah dan menyenangkan.
Bunda cekatan: Setelah lulus bunda sayang kita baru bisa naik kelas ke bunda cekatan. Pada kelas bunda cekatan para ibu dilatih untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai manajer keluarga yang cekatan dalam menjalankan peran. Selain itu pada bunda cekatan ini kita lebih fokus menemukan diri sendiri, merasakan proses perubahan dari target yang ditetapkan sendiri lalu dicarikan teman-teman yang sama tujuannya lalu bersama kelompok berusaha mencapai tujuan tersebut.
Bunda produktif: Selanjutnya naik level ke piramida bawah yang pertama yakni bunda produktif. Pada kelas bunda produktif ini kita akan dilatih memahami potensi diri, menemukan tujuan hidup, sehingga antara mendidik anak, berkarya, dan menjemput rezeki menjadi sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pada tahap ini kita juga dituntut untuk menghasilkan sesuatu, baik untuk diri sendiri, cohousing, cluster, maupun hexagon city. Jadi setelah memilih karakter baik dan memaksa diri untuk terbiasa, karakter tersebut bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan dapat dibawa untuk kebermanfaatan yang lebih besar.
Bunda salihah: Setelah lulus bunda produktif selanjutnya naik kelas ke bunda salihah. Pada jenjang ini kita akan dilatih untuk bisa menjadi agen perubahan di masyarakat sekitar, dimulai dari perubahan diri sendiri dan perubahan dalam keluarga secara berkelanjutan. Pada tahap ini kita juga diajak menganalisis masalah yang ada pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar dan berusaha mencari solusi dengan tujuan membentuk ibu yang memiliki kebermanfaatan untuk jangkauan yang lebih luas.
Setelah mencari referensi literatur tentang IIP, ini peta misi saya di Institut Ibu Profesional
Setelah
menyimak materi, belanja dari para pengurus HIMA, dan berkunjung langsung ke laman
Ibu Profesional rasa penasaran semakin besar. Sepertinya ingin mengikuti setiap
jenjang yang ada tanpa jeda karena visi dan misi keluarga sejalan dengan visi dan misi yang ada di Ibu Profesional. Selain berhasil dalam mengelola kehidupan keluarga tentunya sebagai manusia juga ingin bermanfaat untuk sesama. Semoga kedepannya bisa menyelesaikan matrikulasi
batch 10 ini dan lanjut ke kelas bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif,
dan bunda salihah.
Setiap
tahapan tentu ada misi-misi lainnya yang lebih seru dan menantang daripada hari
ini karena untuk menjadi pribadi dan keluarga yang unggul harus ada usaha yang lebih
pula. Hari ini kami mempunyai visi untuk membentuk anak-anak yang cerdas, beradab, dan berakhlak mulia. Semoga kedepannya apa yang kami lakukan dapat berdampak pula untuk lingkungan sekitar. Aamiin.
Salam,
Eva Nurohmah – regional Karawang
#Zona3
#piramidaibuprofesional
#PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta
#Matrikulasi10
#InstitutIbuProfesional
#IbuprofesionalforIndonesia
#ip4id2022
#womenincooLABoration
Sumber:
Jenjang Perkuliahan di Institut Ibu Profesional, https://www.ibuprofesional.com/, diakses 16 Juni 2022.
Piramida Ibu Profesional, https://www.ibuprofesional.com/post/piramida-ibu-profesional, diakses 15 Juni 2022.
Post a Comment for "Misi Memaknai Piramida Ibu Profesional"