Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Misi Pencarian Makna Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga

 Bismillahirrohmannirrohim

Alhamdulillah akhirnya lolos misi empat dan berhasil lanjut ke misi lima. Alhamdulillah pada misi keempat kemarin berhasil jadi tamu di Teripang dan satu frame dengan pemateri. MasyaAllah rasanya bahagia sekali, semoga kebahagiaan ini bisa lanjut ke misi-misi berikutnya. Kini saatnya memilih hidangan utama dengan tema Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga. Dalam misi kali ini kami ditemani oleh tim Widyaiswara yakni Mba Rusna Meswari. Kali ini kami mendapatkan misi lanjutan dari misi sebelumnya. Materi semakin seru dan mendalam. Seperti apakah Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga versi saya?

Makna Ibu Profesional bagi saya

Ketika mendengar kata profesional hal pertama yang terbesit di pikiran saya adalah seseorang yang sudah ahli di bidangnya. Namun saat saya kembali mengaca pada diri sendiri rasanya masih jauh dari kata ahli menjadi seorang ibu. Jangankan ibu profesional, memanajemen diri sendiri saja rasanya masih belum maksimal. Apalagi ketika beralih peran dari ibu ranah publik ke ranah domestik, ternyata tidaklah mudah. Perjalanan menemukan kebahagiaan bagi diri sendiri merupakan hal utama yang harus saya lakukan saat itu.

Mungkin banyak juga di luar sana ibu yang merasakan apa yang saya rasakan. Ketika sudah tidak bekerja di ranah publik maka lingkar pertemanan semakin mengerucut, pendapatan hanya berasal dari satu pintu, urusan pekerjaan berkutat masalah dapur dan beres-beres rumah. Rutinitas yang menjenuhkan setiap hari, belum lagi ketika ditambah konflik dengan pasangan dan anak. Mungkin membuat beberapa ibu termasuk saya juga menjadi stess. Apalagi jika kita pribadi yang enggan menceritakan urusan rumah tangga kepada saudara ataupun orang tua. Lantas semua beban terasa berat dipikul sendirian.

Saya harus sembuh. Itulah yang terpikir kala itu dipikiran. Meski raga terlihat sehat namun batin terus menangis dengan peran yang harus saya jalankan saat itu. Alhamdulillah ketika itu saya mengikuti sebuah acara komunikasi keluarga yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional Pekanbaru, dimana terdapat seorang psikolog yaitu kak Runa di dalamnya. Kami diberi ruang masing-masing untuk menceritakan apa masalah kita dan bagaimana cara mengatasinya. Setelah bisa mengungkapkan semua uneg-uneg yang ada Alhamdulillah sedikit demi sedikit beban itu terasa ringan. Jadi intinya kita harus ikhlas dan sabar menerima posisi kita maka kebahagiaan itu akan muncul.

Setelah itu saya mengambil waktu untuk sendiri dan mencoba mengulik kembali berkah yang telah diberikan sang Maha Kuasa. Betapa besar nikmat yang telah diberikannya kepada saya. Ketika bangun pagi sampai tidur lagi saya bisa melihat anak saya di samping saya, saya mampu melayani suami saya, dan saya punya banyak waktu untuk diri saya. Nikmat yang mungkin dulu tidak saya rasakan ketika saya tidak ikhlas dalam menjalankannya. Mungkin teman-teman masih ada yang berjuang mendapatkannya. Kunci utama adalah alirkan rasa atau ungkapkan uneg-uneg yang ada. Sembuhkan dan bahagiakan diri kita baru setelahnya kita dapat membahagiakan orang di sekitar kita. Jadi ibu profesional menurut versi saya adalah ibu yang ikhlas dalam menerima perannya, bahagia dalam menjalankan tugasnya, bersungguh-sungguh serta hadir penuh untuk keluarganya.

Makna Ibu Profesional bagi lingkaran terdekat

Setelah sembuh dari keterpurukan diri sendiri dan dapat bangkit serta mampu memaknai ibu profesional versi saya kini saatnya saya menanyakan kepada lingkaran terdekat. Lingkaran terdekat saya saat ini adalah suami dan anak. Saya menggunakan tiga mantra Ibu Profesional yakni main bareng, ngobrol bareng, dan beraktifitas bareng untuk melakukan pendekatan kepada suami dan anak.

Ketika bermain dengan si kecil yang sudah berusia lima tahun saya menanyakan kepadanya bagaimana pendapatnya tentang saya dan ibu seperti apa yang dia harapkan. Dengan ekspresi wajah yang tanpa bingung ketika ditanya dia langsung melontarkan kalau dia ingin memiliki ibu yang sabar dan tidak suka marah-marah, menemaninya bermain, dan suka membuat kue bersamanya. Cukup sederhana apa yang diinginkannya, kuncinya adalah bisa menjadi ibu yang sabar dan hadir untuknya.

Setelah mendapatkan jawaban dari si kecil selanjutnya saya mencoba berbicara dengan pasangan. Bagaimana istri dan ibu profesional versi pasangan. Awalnya sedikit kaku ketika menanyakannya, namun dengan menggunakan komunikasi sebaya dari hati ke hati alhamdulillah semua dapat teratasi. Suami pun menjawab bahwa dia ingin istri yang mampu menjadi dirinya sendiri serta mampu menempatkan posisi dimana dia berada. Sejak pertama menikah memang suami orang yang tidak pernah mengikat saya harus begini dan begitu. Dia cukup terbuka akan semua hal yang ingin saya lakukan, asalkan tahu batasan dan dimana posisi saya.

Setelah mendengarkan jawaban tersebut saya pun merenung kembali. Sudahkah saya menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga? Apakah saya sudah ikhlas, bahagia, besungguh-sungguh, dan hadir penuh untuk keluarga kecil saya?

Indikator keberhasilan Ibu Profesional versi saya

Setelah merenung dan meramu jawaban dari suami dan anak, saya pun menentukan indikator keberhasilan Ibu Profesional versi diri saya.

Ikhlas – untuk menjadi ibu profesional kebanggaan keluarga tentu kunci utama adalah keikhlasan. Ikhlas dalam menerima peran yang Allah berikan kepada saya. Entah bekerja di ranah publik maupun domestik, saya harus sadar sepenuhnya dimana saya berada. Niatkan semua yang dilakukan karena Allah dan tidak mengharapkan pujian dari siapa pun. Ketika saya sudah mampu berdamai dengan diri sendiri maka saya dapat menjalankan peran dengan mudah.

Bahagia – ketika saya sudah ikhlas dengan peran yang ada saat ini maka kebahagiaan itu akan muncul. Bahagia merupakan indikator yang menjadi penentu aktivitas saya bersama dengan keluarga, baik saya sebagai individu maupun sebagai istri dan ibu di dalam keluarga. Ketika sesuatu yang dilakukan terasa berat dan tidak menimbulkan kebahagiaan untuk saya dan anggota keluarga berarti ada yang salah dan harus dievaluasi kembali. Meskipun hidup tidak selalu harus bahagia namun setidaknya kita mampu menciptakannya.

Bersungguh-sungguh – indikator berikutnya yang saya tentukan adalah kesungguhan saya sebagai seorang pribadi dalam menjalankan peran. Bagaimana saya bisa menjadi pribadi yang bermanfaat dan ibu serta istri yang profesional. Untuk menunjukkan kesungguhan saya maka saya harus terus mengupdate diri dalam hal apapun. Sebagai pribadi saya tidak ingin tertinggal dan selalu ingin produktif maka saya perlu mengasah keterampilan yang saya miliki. Sebagai seorang ibu dan istri saya pun tidak boleh berpangku tangan, saya harus belajar banyak hal bagaimana pola pengasuhan yang baik untuk anak, mengatur keuangan, menyajikan makanan yang sehat untuk keluarga, serta yang tak kalah penting yakni berkomunikasi yang baik dengan pasangan. Jadi ibu profesional tidak boleh malas dalam mengupdate diri menjadi lebih baik lagi.

Hadir penuh – indikator yang terakhir yakni hadir penuh dalam keluarga. Dulu mungkin saya belum begitu menjiwai dan mendalami makna hadir penuh dalam sebuah keluarga. Apalagi saat membersamai si kecil dalam tumbuh kembangnya atau mungkin saya jarang menanyakan kepada suami bagaimana kesibukannya ketika di kantor dan sebagainya. Terkadang saya hanya ada tetapi berasa tidak nyata. Kami hanya melakukan rutinitas seperti biasa dari pagi hari sampai malam hari dan begitu juga keesokan harinya. Ternyata tanpa kehadiran sepenuhnya saya dalam ruang-ruang anak dan suami membuat semua aktvitas terasa biasa-biasa saja dan membosankan. Kehadiran saya sepenuhnya dalam membersamai anak dan suami ternyata sangatlah penting. Ketika itu bisa saya praktikkan maka saya semakin dekat dan bisa masuk ke dalam dunia anak dan berkomunikasi dengan suami juga semakin lancar.

Demikianlah perjalanan saya dalam memaknai Ibu Profesional kebanggan keluarga. Setiap orang pasti punya cara dan jalannya sendiri. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah agar terus bisa belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  

Salam,

Eva Nurohmah – regional Karawang

#Zona2

#PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta

#Matrikulasi10

#InstitutIbuProfesional

#IbuprofesionalforIndonesia

#ip4id2022

#womenincooLABoration

Post a Comment for "Misi Pencarian Makna Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga"