Misi Penentuan Bekal Penjelajahan Samudera Amarta
Bismillahirrohmannirrohim
Misi 2 - Matrikulasi 10 - Ibu Profesional |
Misi kedua dalam matrikulasi batch 10 ini adalah mementukan
bekal dalam menjelajah samudera Amarta serta menganalisis bekal tersebut dengan
critical thinking yang ada dalam Ibu Profesional. Melihat lebih dalam apakah
bekal tersebut sudah benar, baik, dan bermanfaat bagi saya. Berikut adalah jawaban
versi saya.
Setelah menyelesaikan misi pertama di bahtera matrikulasi selanjutnya
kami ditemani oleh tim Widya Iswara (WI) dalam menjelajah zona materi 2 ini.
Pada penjelajahan kali ini salah satu tim WI yang menemani adalah mba Dyas
Purnamasari. Sebelum menyelam lebih dalam dan menemukan bekal dalam menjelajah
samudera Amarta, saya ingin sedikit bercerita terkait alasan mengapa saya
tertarik untuk bergabung dengan Ibu Profesional.
Perjalanan Menemukan Ibu Profesional
Saat itu saya masih bekerja di ranah publik. Ketika
memutuskan menikah dan akhirnya memiliki buah hati, banyak hal baru yang datang
secara tiba-tiba. Saya mencoba menerka dan memahaminya satu persatu tapi
ternyata tidaklah mudah. Mulai dari mengenal karakter pasangan, mengurus anak,
mengurus pekerjaan rumah, mengatur hubungan dengan keluarga, dan masih banyak
lainnya. Banyak buku parenting dan hubungan dalam rumah tangga yang saya baca
dan Alhamdulillah ada beberapa ilmu baru yang saya dapatkan. Tapi lantas apakah
semua masalah terselesaikan? Ternyata tidak semudah itu juga. Saya terus
mengamati dan banyak bertanya.
Suatu ketika kami pindah rumah dan bertemu tetangga baru.
Saya melihat sebuah keluarga dengan pola asuh yang menurut saya baik. Begitu
penasaran dengan apa yang mereka lakukan bersama dengan buah hatinya, ketika
libur kerja saya pun berkunjung ke rumahnya dan mengamati apa yang berbeda dari
keluarga tersebut. Semakin hari kami semakin dekat, banyak ilmu baru yang saya
dapatkan dari beliau. Namun keberlangsungan itu tidak lama karena beliau dan
keluarganya harus pindah ke kota lain, begitu pun saya dan keluarga. Setelah
saya memutuskan resign dari ranah publik, kami pun pindah ke kota lain
dan saat itulah masalah baru muncul.
Ketika saya hanya berdiam diri di rumah dan tidak melakukan
banyak aktivitas di ranah publik timbul rasa kebosanan yang luar biasa. Saya
jadi sering uring-uringan dengan anak dan pasangan karena timbulnya kejenuhan
dengan aktivitas yang ada. Banyak kebiasaan yang baru saya ketahui tentang
pasangan dan anak, yang mungkin dulunya ketika saya masih bekerja di ranah
publik saya tidak melihatnya. Hal ini berlangsung beberapa bulan sampai
akhirnya saya hampir menyerah. Saya merasa ada yang salah dengan diri saya,
tetapi saya bingung harus mulai dari mana. Kembali saya berserah diri kepada
Allah.
Beberapa hari kemudian saya menemukan akun media sosial dari
tetangga saya dulu. Saya melihat semua kegiatannya bersama dengan buah hatinya.
Keluarga ini selalu memancarkan aura kebahagiaan dan itu membuat saya yang
melihatnya pun ikut bahagia. Setelah saya amati ternyata dia bergabung dengan
sebuah komunitas yakni Ibu Profesional. Rasa penasaran ini mulai muncul dan
akhirnya saya banyak bertanya kepada beliau dan mencari tahu melalui laman Ibu
Profesional. Setelah menunggu beberapa bulan akhirnya ada pendaftaran menjadi membernya.
Tanpa berpikir panjang saya pun mendaftarkan diri.
Ternyata proses untuk menjadi ibu yang bahagia tidaklah
mudah. Mulai dari munculnya masalah dalam kehidupan sehari-hari yang membuat
saya skeptis melihat sebuah keluarga yang bahagia. Akhirnya membuat saya
mencari tahu apa penyebabnya. Setelah tergabung dan mengikuti foundation 11
saya menemukan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang saya hadapi. Saya
pun memutuskan untuk lanjut ke dalam Institut Ibu Profesional karena ingin
menciptakan kebahagiaan tersebut kapan pun dan dimana pun. Oleh karena itu saya
pun sudah menyiapkan bekal untuk menyelam lebih dalam.
Bekal Penjelajahan Samudera Amarta
Bekal Penjelajahan versi Eva Nurohmah |
1.
Niat Lillahi
ta’ala: niat karena Allah merupakan bekal utama yang saya siapkan karena
tanpa niat yang lurus maka mustahil suatu kegiatan akan terjadi. Insya Allah
niat menuntut ilmu ini benar karena tidak menyalahi kodrat manusia dalam
belajar. Niat tersebut juga baik dalam menjaga saya tetap dalam koridor ketika
menuntut ilmu. Semoga dengan niat karena Allah ini membawa kebermanfaatan bagi
saya, keluarga, dan masyarakat pada umumnya.
2.
Bersungguh-sungguh: bekal kedua yakni bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Selalu
antusias terhadap materi dan ilmu yang disampaikan oleh pemateri merupakan hal
yanag penting. Saya mengibaratkan diri saya adalah botol kosong yang siap diisi
dengan banyak ilmu baru. Semakin dalam saya menyelam dan menggali banyak ilmu
insya Allah akan semakin banyak yang saya dapatkan. Dengan bekal
bersungguh-sungguh insya Allah akan membawa kebaikan dan kebermanfaatan bagi
saya pribadi dan keluarga tentunya.
3. Hadir tepat waktu: bekal yang selanjutnya adalah wujud dari kesungguhan dalam menuntut
ilmu yakni hadir tepat waktu. Kesiapan dan ketepatan waktu membuat saya tidak melewatkan
materi dan ilmu yang disampaikan. Menyimak semua materi yang disampaikan dan tenang
dalam menerima ilmu merupakan hal yang benar dalam adab menuntut ilmu. Semua kegiatan
tersebut dapat membawa manfaat bagi saya.
4.
Siapkan alat tempur: bekal yang tidak kalah penting lagi yakni menyiapkan alat tempur yakni sarana
dalam menuntut ilmu. Sarana ini berupa alat tulis untuk mencatat ilmu yang
disampaikan, kuota internet agar kita tetap dapat terhubung dengan pemateri,
serta media lain yang mendukung dalam menuntut ilmu. Melalui kesiapan diri kita
dalam menyiapkan sarana tersebut insya Allah akan memudahkan dalam menyerap
ilmu dan membawa manfaat.
5. Sampaikan pengalaman/mengamalkan: bekal terakhir ketika ilmu sudah kita dapatkan adalah mengamalkannya. Ilmu tersebut tentu akan sia-sia jika hanya menjadi catatan belaka jika tidak dipraktekkan. Kita coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari kemudian sampaikan kepada keluarga dan lanjutkan kepada teman atau bahkan masyarakat pada umumnya. Insya Allah jika ilmu yang kita sampaikan benar adanya akan diterima baik juga oleh orang lain dan akan membawa kebaikan serta manfaat. Membagikan ilmu meskipun hanya sedikit juga akan menjadi ladang amal bagi kita. Bisa bermanfaat untuk orang lain merupakan sebaik-baiknya manusia dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain dapat membawa keberkahan.
Demikian adalah bekal yang saya siapkan untuk dapat menyelam lebih dalam ke samudera Amarta. Semoga bekal ini membawa kebermanfaatan untuk saya, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Aamiin.
Salam,
Eva Nurohmah
#Zona1
#PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta
#Matrikulasi10
#InstitutIbuProfesional
#IbuprofesionalforIndonesia
#ip4id2022
#womenincooLABoration
Post a Comment for "Misi Penentuan Bekal Penjelajahan Samudera Amarta"